Kamis, 08 Oktober 2009

MENGATUR ITENTITAS CAHAYA TANPA MERUSAKFHOT ASLINYA

abode photoshop CS memang bisa untuk mengedit
terang-gelapnya sebuah fhoto hasil jepretan kita,jadi misalnya,
kalau anda punya fhoto yang terlalu gelap,maka anda bisa memperbaikinya
menggunakan photoshop CS

cara yang paling lazimuntuk memperbaiki intentitas cahaya
pada fhoto yaitu menggunakan fasilitas BRIGHTNEES/CONTRAST
yang bisa di akseslewat menu IMAGE >ADJUSTMENTS >BRIGHTNEES/CONTRAST

tapi sayangnya,cara ini akan membuat setting brightees
dan contrast yang anda lakukan langsung diterapkan pada
fhoto asli yang kita miliki.
hal ini akan meninggalkan sebuahkerepotan jika hasil yang kita dapatkan malahmembuat
fhoto semakin jelek dibandingkan aslinya

cara yang lebih aman yaitu menggunakan Adjustments layers.
inilah langka-langkahnya

1.bukalah fhoto yang ingin anda atur ulang intentitas chayanya.

2.klik menu Layers > NeW Adjusments Layer > Brightnees/Contrast.

3.munculah kotak dialog tempat anda bisa memberi
nama pada layer yang nanti akan tercipta begitu anda
menekan tombol OK tekan tombol OK setelah anda
mengetikan sebuah nama untuk layer ini

4.Sekarang,aturlah identitas Brightnees dan contrast
dengan cara menggeser slider-slider yang ada di sana.

5.tekan OK jika sudah

sekarang,fhoto anda sudah memiliki tingkat identitas chaya
dan kotrast yang baru. lantas,di mana istimewanya?
letak keistimewaanya teknik ini adalah setting brightnees dan
contrast ini berada di layer yang khusus
lihat jendela layer

itu artinya jika anda tidak suka dengan hasil setting-an
brightnees dan contrast yang telah dibuat
anda tinggal menghapus layer tempat setting-an itu berada
degan demikian ,gambar asli akan muncul kembali
alias tak tersentu sedikitpun dengan setting-an diatas

Minggu, 04 Oktober 2009

Badai Matahari, materialnya diperkirakan mencapai Bumi!

24 Februari, 2008

The image “http://science.nasa.gov/headlines/y2003/images/superstorm/venhaus.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam. Kondisi ini dapat mengakibatkan loncatan api / solar flare yang materinya dapat terlontar ke Bumi. Ketika materi tersebut melintas di atmosfer Bumi, maka terjadilah Aurora dan badai elektromagnetik.

Partikel dari badai Matahari tersebut diperkiran sampai ke Bumi pada tahun 2011-2012. Partikel bermuatan listrik ini dapat menghasilkan noise atau gangguan besar pada frekuensi radio 1,2GHz – 1,6GHz. Ini sangat mengancam sinyal GPS.

“Jumlah dan intensitas noise akan meningkat dan dapat mengaburkan sinyal GPS selama periode ini,” kata Paul Kintner dari Departemen Teknik Elektro Universitas Cornell. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Hal ini sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti “nafas pada Manusia.

Hal ini pernah terjadi beberapa tahun silam, tepatnya pada akhir oktober 2003. Pada waktu itu, tidak hanya satelit GPS saja yang rusak, tapi juga satelit komunikasi publik.

Namun, yang paling bahaya adalah apabila distribusi listrik terganggu…! Pada 28-30 Oktober 2003, hampir seluruh pembangkit listrik di dunia dinonaktifkan untuk sementara. Apabila listrik tidak dimatikan, maka akan terjadi kerusakan pada pembangkit-pembangkit listrik di setiap negara. Hal ini disebabkan karena terjadinya ketidakstabilan medan magnet di Bumi.

http://www.spacew.com/gallery/image002218.jpg 30 Oktober 2003

Berikut ini, saya ambil info dari www.unisosdem.com :

Dampak di Bumi

Terdapat beberapa dampak badai antariksa yang terjadi tanggal 28 dan 30 Oktober 2003. Dari pengamatan lapisan ionosfer di Tanjungsari, Sumedang, diketahui terjadi penurunan kerapatan elektron secara drastis di lapisan tersebut. Bahkan, begitu rendahnya kerapatan elektron di lapisan ionosfer itu membuat peralatan ionosonda IPS71 tidak mampu merekam keberadaan lapisan tersebut.

Keadaan seperti itu disebut blackout (lihat ilustrasi gambar 2), dan di dunia komunikasi radio ditandai dengan putusnya komunikasi secara tiba-tiba dalam waktu cukup lama. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan sinyal gelombang pendek yang dipancarkan dari Kota Songkla (Thailand bagian selatan) dan diterima di Tanjungsari (gambar 3).

Pada tanggal 30 Oktober 2003, komunikasi Songkla-Tanjungsari putus sampai dua kali. Pertama, blackout selama sekitar empat jam terjadi antara pukul 02.36 WIB sampai dengan pukul 06.36 WIB, dan yang kedua kalinya berlangsung selama lima jam mulai pukul 08.36 WIB sampai 13.36 WIB.

Di antara kejadian blackout pertama dengan yang kedua, sinyal radio masih dapat diterima di Tanjungsari, namun sangat lemah.

Pemantauan sinyal gelombang RRI Jakarta pada frekuensi 9,680 MHz dan ABC Australia pada frekuensi 21,680 MHz juga mengalami gangguan pada hari itu. Bahkan, siaran RRI Jakarta, yang secara rutin dipantau sekitar pukul 9.00 WIB, pada hari itu tidak bisa dipantau.

Siaran ABC, yang dipantau setiap hari pukul 11.00-11.30 WIB, penerimaannya sangat buruk dan tidak seperti hari-hari sebelumnya. Keadaan serupa juga masih terjadi pada hari berikutnya. Bahkan, sinyal gelombang ABC Australia yang sehari sebelumnya masih dapat dipantau, tanggal 31 Oktober 2003 sama sekali tidak dapat dipantau.

Dampak yang lain lagi adalah meningkatnya ketinggian lapisan ionosfer. Beberapa saat sebelum blackout, tanggal 30 Oktober 2003, ketinggian lapisan ionosfer di atas Tanjungsari cenderung meningkat dan sesaat setelah blackout ketinggian lapisan ionosfer mencapai lebih dari 700 km dari permukaan Bumi. Ketinggian lapisan ionosfer normal biasanya hanya sekitar 300-500 km.

Ketinggian yang abnormal seperti ini juga masih terjadi pada tengah hari tanggal 31 Oktober 2003. Kenaikan ketinggian lapisan ionosfer secara drastis ini juga akan menyebabkan putusnya komunikasi radio. Keadaan yang tidak normal kemungkinan juga akan berdampak terhadap satelit orbit rendah (LEO). Selain itu, kami juga mendeteksi adanya kemungkinan gangguan sintilasi terhadap sinyal satelit pada tengah malam tanggal 30 Oktober 2003 sampai dengan dini hari tanggal 31 Oktober 2003 selama lebih dari 6 jam.

Bayangkan… betapa bahayanya apabila di tahun 2011 nanti, akan terjadi seperti ini lagi…!!